Media KIE
Antraks
Antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, Bacillus anthracis, dan menyerang semua mamalia dan beberapa spesies burung. Mortalitasnya tinggi dan dapat ditularkan melalui kontak langsung dan inhalasi. Antraks tidak dapat dieradikasi karena spora yang dihasilkan dari bakteri dapat bertahan lama pada tanah dan lingkungan sehingga praktek penanganan terbaik dilakukan melalui vaksinasi massal pada hewan, komunikasi resiko terkait bahaya, pengendalian lalulintas hewan, serta manajemen pembuangan hewan mati yang tepat.
COVID-19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang terutama menyerang saluran pernapasan dan dapat menyebar melalui droplet dari orang yang terinfeksi.
Penyakit Kulit Berbenjol (LSD)
Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari famili Poxviridae dengan genus Capripoxvirus. LSD menyerang sapi dan memiliki ciri khas dengan timbulnya nodul/benjol-benjol pada kulit. Seperti PMK, penyakit ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan pada peternakan karena dapat menurunkan produksi susu pada sapi. LSD disebarkan oleh vektor mekanis yaitu serangga pengisap darah seperti lalat (Tabanidae), caplak, dan nyamuk. Vaksinasi dan pengendalian vektor merupakan bentuk pengendalian LSD.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) adalah penyakit menular yang menyerang hewan berkuku genap (sapi, kambing, babi, dan lainnya) dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar pada peternakan. PMK disebabkan oleh virus dari famili Picornaviridae dengan 7 strain yang teridentifikasi endemis di dunia. Hal ini dikarenakan virus ini memiliki kemampuan bermutasi yang sangat cepat. PMK disebarkan melalui udara dan dapat menyerang saluran pernapasan pada hewan terinfeksi. Pengendalian PMK dapat dilakukan melalui vaksinasi.
Rabies
Dikenal sebagai salah satu penyakit zoonosis tertua di dunia, rabies telah muncul sejak 4,000 tahun yang lalu. Rabies disebabkan oleh Lyssavirus dan menyerang sistem saraf pusat pada semua mamalia dan muncul pada air liur dan otak penderita. Rabies ditransmisi melalui kontak langsung dengan air liur inang. Diperkirakan 99% kasus rabies pada manusia terjadi akibat gigitan dari anjing terinfeksi. Pendekatan pengendalian rabies yang terbaik adalah dengan mencegah melalui vaksinasi pada anjing.