Perempuan Memegang Peran Sentral dalam Transisi Pandemi

Dipublikasikan pada 28 Mei 2024

Gambar Pembuka

img-kc-a092

Pemerintah Provinsi Yogyakarta telah mengumumkan kerja sama dengan Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) untuk memberikan peran sentral bagi perempuan dalam rekomendasi kebijakan dimasa transisi keluar dari pandemi COVID-19.

Pemerintah provinsi melakukan survei terhadap 1.278 orang pada pertengahan Februari 2022 dan hasilnya menggambarkan bahwa perempuan telah memberikan kontribusi penting terhadap perubahan perilaku selama pandemi, terutama dalam sosialisasi dan protokol kesehatan.

Team Leader AIHSP di Indonesia, John Leigh, menjelaskan bahwa pengembangan inisiatif kebijakan mengikuti rilis pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk persiapan strategi tanggap bencana dan pandemi global.

“Seluruh dunia sedang mempersiapkan transisi dari pandemi ke endemik,” kata Leigh.

“Vaksinasi, surveilans, penguatan diagnosis, pengobatan dan komunikasi risiko merupakan hal krusial yang harus dikelola bersama untuk mencapai status endemik.”

“Secara umum vaksinasi di Indonesia sudah cukup baik, namun beberapa target belum tercapai; yaitu kalangan lanjut usia, penyandang disabilitas, dan kelompok tertentu yang terpinggirkan lainnya.”

Kepala Departemen Kesehatan Perilaku, Kesehatan Lingkungan dan Ilmu Sosial Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Profesor Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, MSc PhD, mengatakan pesan terkait vaksinasi dan protokol kesehatan tidak dapat disebarluaskan tanpa kontribusi perempuan di Yogyakarta.

“Perempuan di Yogyakarta sudah memiliki kelompok yang bisa membuat kesepakatan bersama. Itu bisa diperluas ke komunitas lain. Kesatuan dan kekompakan dalam kelompok ini memudahkan perempuan untuk berperan dalam menyebarluaskan pesan kesehatan, mendorong pemulihan bersama, sehat bersama, dan maju bersama,” ujarnya.

Hasil survei transisi dari pandemi ke endemik didiskusikan dengan perwakilan kelompok perempuan dan berbagai organisasi penyandang disabilitas.

Beberapa rekomendasi survei yang dapat dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan adalah pembuatan dan penyebarluasan materi pendidikan yang efektif dan komprehensif bagi orang tua dari anak penyandang disabilitas, pendampingan selama isolasi mandiri, dan pemahaman yang benar tentang vaksinasi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY Endang Pamungkasiwi, SKM, M.Kes menjelaskan, perempuan akan dipastikan berperan penting untuk menjadi katalisator perubahan perilaku, terutama di tingkat keluarga dan masyarakat.

“Perempuan adalah anggota masyarakat yang tangguh karena mereka memiliki kemampuan dalam menyeimbangkan pengetahuan dan keterampilan, nilai-nilai agama, dan kesehatan fisik dan psikologis,” kata Endang.

Bagikan Tautan