Pemkab Cilacap Sambut Program Last-Mile COVID-19 Vaccination Delivery, Masyarakat Rentan Antusias Ikut Vaksin
Dipublikasikan pada 23 Mei 2024
Senin, 12 September 2022, Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap – Pagi itu langit sedang mendung. Sekitar pukul 08.00 WIB sebuah kapal membelah Segara Anakan menuju sebuah Desa Ujung Gagak.
Para awak kapal terdiri dari relawan Palang Merah Indonesia (PMI), tenaga kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, tim Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP). Mereka berbincang dengan semangat, akan mengantarkan vaksin COVID-19 ke Desa Ujung Gagak di Kampung Laut yang sulit diakses.
Kegiatan penjangkauan vaksinasi ini merupakan hasil kerja sama yang didukung penuh oleh AIHSP melalui PMI, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Cilacap. Dengan semangat yang sama, program yang dinamai Last-Mile COVID-19 Vaccination Delivery ini melayani masyarakat di 9 Kabupaten di Jawa Tengah, termasuk salah satunya Kabupaten Cilacap.
Perjalanan menuju Desa Ujung Gagak ditempuh selama 2 jam dari Cilacap. Sebagian besar warga bekerja sebagai nelayan. Mereka biasa membawa hasil tangkapan langsung ke Cilacap atau menjualnya ke tengkulak. Inilah yang kemudian di katakan Gunawan, Sekretaris Desa Ujung Gagak, sebagai interaksi yang berpotensi menyebarkan virus.
“Sudah sembilan puluh persen penduduk kami divaksin,” katanya. Persentase tersebut merupakan angka kumulatif dari dosis pertama, kedua dan ketiga.
Hari itu, warga datang berbondong-bondong ke Balai Desa. “Saya senang. Petugas datang. Kita gak perlu ke Kecamatan. Ini program yang bagus,” kata Sumanto (63) seorang nelayan. Ia baru saja menerima vaksinasi dosis keduanya.
Sebelumnya, vaksinasi COVID-19 dilakukan secara terpusat di pusat Kecamatan Kampung Laut, di Desa Klaces yang jaraknya 30 menit dari Desa Ujung Gagak menggunakan perahu. Selain akses dan jarak, bagi warga, biaya yang dikeluarkan pun tak sedikit.
Berbeda dengan Sumanto, penerima manfaat lainnya, Buditukino (56) baru menerima vaksin dosis pertamanya. “Saya percaya, karena vaksin dilakukan di seluruh Indonesia, bukan hanya di Cilacap dan Desa ini,” lanjutnya.
“Vaksin perlu. Apalagi orang-orang seusia saya,” imbuhnya.
Ketua PMI Cilacap, Farid Ma’ruf, yang turut dalam kunjungan tersebut, tersenyum di sudut aula desa menyaksikan antusiasme warga. “Walau hari ini mereka bilang, karena aturan, saya berharap kemudian hari warga merasakan bagaimana vaksin membantu kekebalan tubuh mereka,” katanya.
Bagi Farid, kerja sama dengan AIHSP berperan besar distribusi vaksin ke wilayah dengan akses sulit. Ia mengakui, dukungan ini sangat dibutuhkan, khususnya untuk mobilisasi relawan dan tenaga kesehatan dari rumah ke rumah.
“Kami mendapatkan bantuan dari Pemerintah Australia melalui AIHSP dan pemerintah setempat dengan baik menerimanya,” tandasnya.
Hal serupa dirasakan oleh Marwanto Ari Nugroho (27) atau Ari, tenaga kesehatan di Pustu Ujung Gagak. “Memang melelahkan, tapi saya bilang ke warga, kalau satu terpapar akan sulit menanganinya, karena kita berada di wilayah yang sulit akses,” katanya.
Keuletannya, bersama pemerintah desa dan tokoh masyarakat, membuahkan hasil. Meski sebagian kecil masih menolak vaksin, warga mulai merasakan manfaatnya.
Informasi yang keliru menyebar lebih cepat dari distribusi vaksin COVID-19 sendiri. Banyak warga mengira vaksin akan membuat tubuh lemah, bahkan menyebabkan kematian.
Ari dan rekan-rekannya adalah segelintir yang berperan dalam menangkal hoaks di sana. “Kalau mati cepat karena vaksin, berarti tenaga kesehatan yang pertama mati semua. Tapi kan kenyataannya tidak,” kata Ari.
“Sudah dua tahun pandemi, warga perlahan sadar. Saya senang ketika ada yang bertanya ‘kapan ada vaksin?’ Itu rasanya senang sekali.”
Di kunjungan yang sama di Balai Desa, Pramesti Griana Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap menuturkan rasa terima kasihnya terhadap inisiatif ini. “Terima kasih kepada AIHSP dan teman-teman yang telah ikut mendukung kami—pemerintah di daerah.”
Ia menukaskan Cilacap dengan jumlah penduduk 1,9 juta jiwa memiliki persentase masyarakat rentan yang cukup tinggi seperti lansia, dan difabel. Menurutnya, dukungan dari berbagi pihak sangat dibutuhkan, “sehingga kami bisa langsung menjangkau masyarakat di tempat-tempat yang sulit aksesnya atau yang kesadarannya perlu ditingkatkan lagi,” tutupnya.