Kemitraan Australia Indonesia Gencar Promosi Pendekatan One Health untuk Ketahanan Kesehatan di Bali

Dipublikasikan pada 1 Mei 2024

Gambar Pembuka

img-kc-a051

Lokakarya One Health secara khusus menyoroti manfaat pendekatan One Health di Bali.

Saat ini, kondisi ketahanan kesehatan global berada di bawah ancaman yang semakin meningkat dengan munculnya penyakit menular, potensi pandemi lebih lanjut, dan dampak perubahan lingkungan. Oleh karena itu, sistem kesehatan yang ada untuk kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan harus lebih siap mencegah, mendeteksi, serta mengurangi risiko ancaman kesehatan yang sedang terjadi dan yang baru muncul.

One Health adalah pendekatan kolaboratif, multisektoral, dan transdisipliner dengan tujuan mencapai hasil kesehatan yang optimal dengan mengakui keterhubungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan secara keseluruhan. Hingga kini, Indonesia secara konsisten terus menerapkan pendekatan One Health untuk menemukan titik pengaruh dalam sistem jaminan kesehatan di tingkat lokal, regional, nasional, dan global.

Dalam rangka memperingati Hari One Health 2023, AIHSP bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pemerintah Provinsi Bali serta Lembaga/badan internasional terkait lainnya menyelenggarakan lokakarya One Health selama dua hari pada tanggal 9-10 November 2023. Peserta lokakarya berasal dari seluruh spektrum One Health – kesehatan manusia, kesehatan hewan, layanan produksi, dan kesehatan lingkungan, akademisi, LSM/CSO, sektor swasta, dan mitra pembangunan internasional, dan difasilitasi oleh One Health Collaborating Centre (OHCC) Provinsi Bali.

Workshop One Health di Bali untuk memperingati Hari One Health 2023.

img-kc-a051a

Workshop One Health di Bali untuk memperingati Hari One Health 2023.

Lokakarya ini secara khusus menyoroti manfaat pendekatan One Health di Bali, menetapkan konteks nasional dan Bali serta manfaat pendekatan tersebut, memberikan studi kasus mengenai peluang dan tantangan dalam penerapan One Health serta mengembangkan rencana kerja mengenai langkah-langkah mitigasi risiko yang akan dilakukan demi memerangi ancaman yang sedang berlangsung terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia.

“Mengadopsi pendekatan One Health yang terintegrasi dan koordinasi lintas sektoral yang komprehensif adalah dasar untuk meningkatkan efektivitas sistem peringatan dini dan respons cepat. Pemerintah Australia melalui AIHSP percaya bahwa pendekatan One Health dapat mengoptimalkan upaya dan pencapaian nasional, regional, dan internasional, baik itu di bidang kesehatan masyarakat, kesehatan hewan, tumbuhan, dan ekosistem,” kata John Leigh, Direktur Program AIHSP.

Bali, seperti provinsi lain di Indonesia, menghadapi banyak tantangan kesehatan lingkungan, manusia, dan hewan. Mengadopsi pendekatan One Health akan memberikan Bali kemampuan untuk menemukan titik pengaruh dalam sistem jaminan kesehatan. Program kesehatan masyarakat nasional dan daerah dapat dirancang untuk mendorong atau menarik sistem ke arah yang berbeda dengan tujuan untuk meningkatkan hasil kesehatan.

“Bali menghadapai ancaman besar akibat pandemi, penyakit manusia, zoonosis dan penyakit hewan seperti rabies dan PMK, hal tersebut berdampak pada ekonomi dan ketahanan pangan daerah. Keberadaan Tim koordinasi Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru menjadi sangat penting untuk mengkoordinasikan upaya-upaya berbasis pendekatan One Health di Provinsi Bali. Workshop hari ini menjadi sangat strategis sebagai wadah berbagi pengetahuan dan pengembangan strategi kolaborasi dan komunikasi,” jelas Drs. Dewa Made Indra, M.Si, Sekretaris Daerah Provinsi Bali.

“Zoonosis adalah masalah bersama! Semangat menjaga Bali dari berbagai ancaman bencana, termasuk wabah penyakit (bencana non alam) adalah tugas mulia nan suci. Oleh karena itu, mari bergandengan tangan untuk memperkuat sinergitas guna menjaga Bali agar dapat diwariskan bagi anak cucu kita di masa yang akan datang, dari Bali menginspirasi Indonesia bahkan untuk dunia,” tambah Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si., Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali sekaligus Sekretaris Tim koordinasi Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, Provinsi Bali.

Sambutan Pembukaan dari Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si., Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali sekaligus Sekretaris Tim koordinasi Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, Provinsi Bali.

img-kc-a051b

Sambutan Pembukaan dari Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si., Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali sekaligus Sekretaris Tim koordinasi Pengendalian Penyakit Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru, Provinsi Bali.

Pada kesempatan yang sama, Dewan Desa Adat Provinsi Bali juga menyampaikan strategi yang diperlukan Provinsi Bali dalam menghadapi tantangan yang ada, yaitu dengan menerapkan pendekatan One Health secara komprehensif. “Salah satu strategi untuk menjawab tantangan yang ada di Provinsi Bali adalah dengan membangun komunikasi, kolaborasi, dan menentukan prioritas bersama untuk merespon ancaman ketahanan Kesehatan yang ada dengan pendekatan One Health”. Ujar Ir I Gede Arya Sena M.Kes, Patengen Agung, Dewan Desa Adat Provinsi Bali.

Bagikan Tautan