Inisiatif Komunikasi Model Baru untuk Memerangi Penyakit di Bali
Dipublikasikan pada 28 Mei 2024
Pemerintah Provinsi Bali telah mengungkapkan rencana kerja baru untuk mengkomunikasikan risiko COVID-19 dan rabies, serta membentuk forum One Health untuk mendorong kolaborasi penyakit zoonosis (penyakit yang ditularkan ke manusia dari hewan peliharaan atau satwa liar).
Mekanisme komunikasi baru ini digagas oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan didukung oleh Pemerintah Australia melalui Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP), yang menggunakan pendekatan One Health sebagai landasan upaya menyatukan seluruh aspek kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan di Indonesia.
Rencana kerja dan forum baru tersebut diumumkan setelah lokakarya komunikasi risiko yang diadakan oleh Pemerintah Provinsi Bali pada 19 dan 20 Januari 2022.
“Saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kesadaran dan komitmen para peserta workshop untuk bekerja sama menghadapi tantangan COVID-19, rabies, dan penyakit zoonosis lainnya di Provinsi Bali,” Pj Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I kata Made Rentin.
“Dalam mengantisipasi masalah kesehatan di provinsi ini, pemerintah, organisasi masyarakat, akademisi, media, dan dunia usaha dapat bersatu dan maju bersama.”
“Prioritas utama adalah menekan jumlah kasus COVID-19 dan rabies, apalagi Bali telah membuka diri terhadap pengunjung dari luar pulau dan mulai menjadi tuan rumah kegiatan berskala internasional, termasuk KTT G20 akhir tahun ini.”
Rencana Kerja Komunikasi Risiko yang dihasilkan melalui forum tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat Bali lebih memahami berbagai risiko COVID-19 dan rabies, yang masih mengancam pulau tersebut, dan mempromosikan sikap yang tepat untuk tindakan pencegahan. Rencana tersebut menekankan pada desain komunikasi yang tepat berdasarkan tingkat pengetahuan khalayak sasaran di seluruh Bali.
Peserta workshop juga memetakan potensi media massa, media sosial, dan kerjasama dengan berbagai kelompok masyarakat untuk menyalurkan pesan tentang risiko penyakit. Strategi ini akan membantu mencapai tujuan Bali untuk memastikan disiplin dalam melacak, menguji dan mengobati COVID-19 dan rabies serta mengoptimalkan cakupan vaksinasi.
“Komunikasi risiko menjadi semakin penting mengingat virus corona terus bermutasi,” kata dr Marlina Ginting, M.Kes, yang merupakan Koordinator Komunikasi, Informasi, dan Edukasi Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Forum Komunikasi Resiko berbasis One Health yang menawarkan wadah kolaborasi penyakit zoonosis antar pemangku kepentingan dari berbagai sektor perekonomian Indonesia, akan menjadi alat proaktif untuk mempercepat penekanan dan pengendalian COVID-19 dan rabies serta mekanisme pencegahan, atau mempersiapkan diri untuk, potensi krisis kesehatan lainnya.
Ir. I Gede Arya Sena, M.Kes yang diumumkan sebagai Ketua Forum Komunikasi Risiko, membacakan komitmen tertulisnya di akhir workshop.
“Kami terbuka untuk berbagai inovasi di bawah lensa komunikasi risiko dan akan mendorong kolaborasi dan koordinasi yang erat di antara semua pihak terkait. Selanjutnya, kami akan membuat dan menerapkan sistem pemantauan yang andal, sehingga Bali dapat belajar dan terus meningkatkan upaya pencegahan dan pengendaliannya.”
Kredit foto: DINKES Prov. Bali