DigitALL: Inovasi dan Teknologi untuk Kesetaraan Gender
Dipublikasikan pada 28 Mei 2024
Kita belajar banyak dari Covid-19 tentang bagaimana teknologi dapat membantu menjangkau orang yang sedang sakit. Telemedicine memungkinkan banyak pihak mencari informasi kesehatan dari jarak jauh tanpa khawatir dan cemas akan terpapar virus. Di Indonesia, informasi tentang jumlah harian kasus COVID-19 secara rutin disampaikan kepada publik dengan cepat, dan informasi ini telah memandu pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhan (informasi tentang kapasitas RS, jumlah dokter yang dibutuhkan sesuai dengan jenis penyakit penyerta, dll). Perempuan, bersama anggota masyarakat lainnya, telah menggunakan teknologi untuk menjangkau dukungan, sesederhana menggunakan grup WhatsApp untuk mecari layanan ambulans atau mendapat informasi tentang ketersediaan vaksin. Pandemi juga telah memberi kita pelajaran tentang bagaimana perempuan terkena dampak secaraberbeda dari laki-laki.
Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) mendukung transformasi kesehatan digital di Indonesia dan melibatkan beberapa konsultan perempuan yang kompeten di bidang teknologi dan digitalisasi kesehatan. Kami percaya bahwa data yang terpilah berdasar jenis kelamin, informasi, dan teknologi memberi manfaat besar untuk mendukung kesetaraan gender dan kebijakan inklusif.
Dr. Dewi Nur Aisyah, Kepala Tim Layanan Kesehatan Prima dan Ahli Informatika di bidang Kesehatan di Kantor Transformasi Digital Kementrian Kesehatan, yang juga Senior Adviser AIHSP Bidang Informatika Kesehatan, berpendapat bahwa transformasi digital di bidang kesehatan merupakan suatu investasi untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia di masa mendatang. Kantor Transformasi Digital yang dibentuk oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunawan Sadikin, percaya bahwa teknologi dan sistem informasi dapat memberikan layanan kesehatan yang “sederhana dan mudah diakses” kepada masyarakat, sekaligus mendukung tenaga kesehatan untuk memperbarui status Kesehatan pasien ke satu sistem yang terintegrasi (dari tingkat lokal hingga nasional). Data yang dikumpulkan ini juga dapat menjadi bukti dan landasan pengambilan kebijakan. Khusus untuk perempuan dan kelompok marjinal, Dewi percaya bahwa transformasi kesehatan digital bertujuan untuk memastikan kesetaraan gender dan layanan kesehatan yang inklusif.
Sistem kesehatan digital seharusnya dapat menjangkau semua orang di berbagai tempatdan mereka yang termasuk dalam kelompok rentan secara cepat. Misalnya, Dewi mengungkapkan bahwa transformasi digital di pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) antara lain difokuskan pada kesehatan ibu , mulai dari kehamilan – saat melahirkan – dan pasca melahirkan. Data kesehatan digital terkait diharapkan dapat mendukung ibu hamil untuk mengakses layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhannya, seperti akses kunjungan dan pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan USG kandungan, dan layanan lainnya, yang dapat diakses di puskesmas atau layanan lainnya.
Penasihat AIHSP perempuan lainnya, seorang ahli ilmu informasi genetik (genom) yang sedang membantu inisiatif baru Kementrian Kesehatan dalam Ilmu Biomedis dan Genom Indonesia (Biomedical and Genom Science Indonesia atau BGSI), Dr. Ines Atmosukarto, telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memberikan saran tentang inovasi biomedis. Ines berbagi pandangannya bahwa “sesuatu yang sering tidak kita perhatikan adalah fakta bahwa, meskipun kita tahu pentingnya memahami perbedaan jenis kelamin dalam pengobatan klinis, namun sangat sedikit studi yang dilakukan untuk mengetahuiperbedaan kerentanan seseorang terhadap satu penyakit berdasarkan jenis kelaminnya, misalnya untuk mengetahui kemungkinan perempuan atau laki-laki berpotensi penyakit kanker, perkembangan penyakitnya, cara bertahan hidup, dan respons teurapetiknya.” , Ines percaya bahwa demi membawa manfaat maksimal bagi masyarakat, perlu satu inisiatif baru di Indonesia yang menyadari pentingnya pengumpulan spesimen dan data secara merata demi memahami semua penyakit yang ada. Dengan transformasi digital di bidang kesehatan, diharapkan sistem kesehatan yang baru dapat menyediakan data esehatan yang terpilah berdasarkan jenis kelamin, yang dapat dianalisa lebih lanjut dan memberi ginformasi tentang bagaimana perempuan dan laki-laki mencari pengobatan medisnya secara berbeda.
Keterlibatan Ines di Kementerian Kesehatan secara khusus berfokus pada pembentukan inisiatif baru yang bertujuan untuk mendukung loncatan baru bagi Indonesia dalam menyediakan pengobatan yang presisi. Ines sangat percaya bahwa teknologi digital dapat membawa perempuan dan kelompok marjinal ke dalam upaya mencari solusi kesehatan dari berbagai perspekif. Dengan melibatkan perempuan dan kelompok yang sering terpinggirkan, berbagai masalah baru dapat diidentifikasi dan dipecahkan bersama. Hal ini menunjukkan adanya pendekatan yang inklusif dalam pembuatan kebijakan dan penyelesaian masalah, dengan dibantu adanya teknologi digital.
Ines menambahkan bahwa “inovasi (kesehatan) secara tradisional didorong oleh laki-laki dan akibatnya inovasi ini sering berorientasi pada laki-laki, namun satu pendekatan inovatif yang responsif gender akan memungkinkan kita untuk mengatasi masalah lama dengan sudut pandang baru, serta mengatasi masalah baru yang mungkin terjadi, yang belum pernah terbayangkan sebelumnya”. Ines percaya bahwa kesetaraan gender bukan hanya tentang memastikan bahwa perempuan terlibat secara aktif dalam perawatan kesehatan dan inovasi kesehatan, tetapi juga memastikan bahwa inovasi yang dibuat bisa bermanfaat bagi seluruh pihak secara adil.
John Leigh, Direktur Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP), percaya bahwa teknologi digital dalam bidang kesehatan secara jangka panjang akan sangat berperan dalam meningkatkan pengalaman baik bagi perempuan dalam layanan kesehatan, meningkatkan kemampuan perempuan untuk mengakses layanan dengan lebih mudah bagi diri mereka sendiri dan anak-anaknya, serta memberi mereka lebih banyak pilihan dalam memilih layanan yang sesuai. John menyatakan bahwadi beberapa daerah lokasi, perempuan cenderung bergantung pada kerabat laki-laki mereka untuk mengakses informasi tentang layanan kesehatan, kebiasaan untuk mencari layanan Kesehatan atau mencari informasi tentang ketersediaan layanan dan sebagainya juga tergantung pada persetujuan kerabat laki-laki mereka, Namun, kerabat laki-laki tersebut mungkin tidak sepenuhnya memahami kebutuhan yang khusus dari seorang perempuan atau anak perempuan yang sedang membutuhkan bantuan kesehatan. Dengan interkonektivitas digital yang baik, perempuan dapat mengakses informasi tersebut secara online dan dengan lebih nyaman. Di masa depan, teknologi digital akan memungkinkan perempuan untuk membuat perjanjian konsultasi dengan penyedia layanan kesehatan secara online, yang dapat menghemat banyak waktu mereka. Di masa lalu waktu mereka banyak terbuang untuk mencari layanan atau menunggu untuk dilayani di fasilitas kesehatan.
Dalam hal ini teknologi digital juga secara langsung dalam menyelamatkan jiwa perempuan. John menceritakan pengalamannya bekerja dengan program Kemitraan Australia Indonesia untuk Kesehatan Ibu dan Bayi (AIPMNH), yang menguji coba aplikasi berbasis teks sederhana yang dapat digunakan oleh bidan desa ketika menghadapi seorang perempuan dalam keadaan darurat kehamilan yang dapat mengancam jiwa. Saat perempuan tersebut dibawa ke rumah sakit, aplikasi yang ada akan segera mengingatkan tim darurat di rumah sakit kapan saja, siang atau malam, memastikan bahwa mereka siap untuk menerima sang perempuan hamil dan segera menangani kondisidaruratnya. Notifikasi semacam ini dapat mengurangi tertundanya undaan pengobatan bagi perempuan yang hendak melahirkan, dan dapat menyelamatkan banyak nyawa perempuan. Saat ini, Kantor Transformasi Digital Kementrian Kesehatan sedang mengembangkan aplikasi serupa dan akan diluncurkan secara nasional.
Transformasi digital sector kesehatan akan membawa sistem kesehatan Indonesia ke rezim digital dan real time di masa depan. Saat ini proses transformasi sedang berlangsung, dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk mendorong pentingnya data pilah berdasarkan jenis kelamin untuk memberi masukan bagi kebijakan esehatan, dan yang lebih penting untuk memberikan masyarakat perawatan medis yang tepat. AIHSP sangat terhormat dapat bermitra dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam mewujudkan inovasi dan teknologi digital untuk pemerataan kesehatan di tanah air.
Selamat memperingati Hari Perempuan Internasional 2023!