Bagaimana pendekatan One Health Melindungi Indonesia dari Pandemi di Masa Depan?
Dipublikasikan pada 24 Mei 2024
Munculnya penyakit menular yang berasal dari antarmuka (interface) ekosistem manusia dan hewan telah terjadi dengan frekuensi yang meningkat.
Zoonosis (penyakit menular dari hewan ke manusia) menimbulkan ancaman berkelanjutan bagi kesehatan manusia dan biaya tinggi untuk sistem kesehatan masyarakat. Zoonosis dapat ditularkan melalui penularan langsung (wabah, antraks, brucellosis), penularan tidak langsung (leptospirosis, zika), atau melalui makanan (salmonella, E. coli).
Banyak zoonosis dianggap sebagai ‘penyakit terabaikan’ dan, meskipun menyebabkan penyakit dan morbiditas yang signifikan, mereka mendapat sedikit perhatian dari otoritas kesehatan masyarakat: contoh khusus termasuk berbagai penyakit parasit seperti hydatids dan cystucercosis.
Selain munculnya penyakit menular, ada juga ancaman yang berkembang dari peningkatan resistensi antimikroba, masalah bagi kesehatan manusia dan hewan.
Untuk mengatasi ancaman kumulatif ini, ada kebutuhan yang meningkat untuk mengambil pendekatan holistik untuk pencegahan, deteksi, respons, dan pemulihan penyakit. Strategi ini secara universal dikenal sebagai pendekatan ‘One Health’.
Filosofi One Health mengidentifikasi kebutuhan akan spesialis di bidang kesehatan manusia, kesehatan hewan (baik hewan peliharaan maupun hewan liar) dan kesehatan lingkungan untuk bekerja sama menggunakan lintas disiplin ilmu yang luas.
Pandemi COVID-19, yang telah merenggut jutaan nyawa dan menyebabkan resesi ekonomi global, telah menekankan perlunya sistem One Health yang efektif untuk didirikan secara global.
Namun, One Health juga perlu bekerja dalam konteks sosial, budaya dan ekonomi masing-masing negara yang mengadopsi pendekatan semacam itu. AIHSP didirikan untuk melakukan pekerjaan penting ini di Indonesia.
Untuk mendorong dukungan terhadap pendekatan One Health terintegrasi, AIHSP telah meluncurkan webinar penting yang disebut ‘Mencegah pandemi berikutnya: keharusan One Health’.