Australia Kirim Vaksin Rabies ke Nusa Tenggara Timur
Dipublikasikan pada 2 Mei 2024
Australia mendonasikan 100,000 dosis vaksin rabies ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dosis tersebut merupakan bagian dari 201,500 dosis vaksin rabies yang dialokasikan untuk mendukung respons Pemerintah Indonesia terhadap wabah rabies baru-baru ini di Pulai Timor, NTT.
Vaksin tersebut merupakan sumbangan dari Masyarakat dan Pemerintah Australia kepada Masyarakat dan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan) untuk didistribusikan ke Nusa Tenggara Timur khususnya SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) NTT, dan kabupaten berisiko tinggi lainnya di provinsi tersebut.
Australia melalui Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, dan kantor-kantor Provinsi dan kabupaten dalam mendukung tanggap darurat di NTT, termasuk dengan memberikan pelatihan kepada para vaksinator, mengembangkan kapasitas pengujian laboratorium, memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan tentang manajemen kasus gigitan yang efektif dan mengembangkan serta menyebarluaskan materi Informasi, Edukasi dan Komunikasi (KIE).
Selain itu, AIHSP juga terus mendukung pengembangan iSIKHNAS, sistem informasi kesehatan hewan nasional, yang dilengkapi untuk memberikan peringatan dini terhadap ancaman yang muncul serta memantau kemajuan dalam tanggap darurat dan pengendalian penyakit. Kasus-kasus yang timbul dari wabah rabies baru-baru ini di NTT telah dipetakan menggunakan iSIKHNAS, sehingga mendukung penargetan tindakan pengendalian yang efektif ke desa-desa berisiko tinggi.
Kolaborasi One Health yang efisien lintas manusia, hewan, dan sektor terkait untuk pencegahan dan pengendalian penyakit rabies yang efektif sangat penting untuk memastikan keberlanjutan pengendalian rabies di Indonesia khususnya di NTT. AIHSP mendukung Pemerintah NTT untuk membentuk Satuan Tugas Melawan Rabies (KASIRA) yang akan memainkan peran kunci dalam memperkuat peringatan dini di tingkat masyarakat di mana masyarakat diberdayakan untuk segera melaporkan kasus dan memastikan akses cepat ke layanan kesehatan bagi pasien.